Bulukumbapos.com – Sinjai – Warga Dusun Mattirotasi, Desa Batubulerang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan menceritakan sudah 10 tahun melewati jalan rusak.
Mereka harus melewati setiap hari jalan cor beton yang sudah terburai dan jalan batu perkerasan dari pusat kota Desa Batubulerang ke dusun mereka.
“Setiap hari kami harus lewati jalan begitu Pak,” kata Ahmad salah seorang warga Dusun Mattirotasi.
Meski jalan rusak itu hanya dua kilometer lebih, tetapi sangat menderita melewatinya.
Sebab batu-batu krikil mulai terhambur jika musim kemarau. Sedang di musim hujan, jalanan berubah jadi lumpur dan licin.
“Biar kuda menjerit juga kalau melewati jalanan ini,” katanya, Rabu (21/10/2020).
Tak ada pilihan lain, lebih dari 200 an warga menghuni lembah balik Gunung Lompobatang dan Gunung Bawakaraeng harus berjibaku melewati jalan itu.
Untuk melintasi jalan rusak dua kilometer lebih itu, masyarakat Dusun Mattirotasi menghabiskan waktu sekitar 20 menit hingga 30 menit karena harus berjalan pelan.
Setiap kali mereka melintasi jalan itu, mereka memohon doa agar diberikan kemampuan pemerintah di Sinjai agar mampu membangun jalan itu.
Dan doa-doa itu dikabulkan-Nya. September lalu, pihak Pemkab Sinjai melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) mengerjakan jalan di kampung penghasil tembakau itu.
Dan kemarin malam, jalan di perbatasan Sinjai, Bulukumba dan Bantaeng yang selama ini rusak kini menjadi jalan mulus.
“Terima kasih Pak Bupati, atas dibangunnya jalan kami,” kata Ahmad sambil tersenyum.
Sepanjang hari tadi, sejumlah kendaraan mulai masuk baik kendaraan pribadi maupun kendaraan pengangkut sayur dan tembakau.
Sebelumnya hanya kendaraan mobil tertentu yang bisa menjangkau kampung penghasil tembakau itu.
Terpisah Bupati Sinjai Andi Seto Gadhista Asapa mengajak masyarakat menjaga jalan yang baru saja dibangunnya. Dan dapat dipergunakan untuk ekonomi kreatif.
Ia menegaskan bahwa sedang fokus membangun jalan rusak di Sinjai untuk mempercepat akses perekonomian warga, salah satunya membuka akses pedagang tembakau asal Bantaeng dan Jeneponto ke Mattirotasi, Desa Batubelerang. (*Ikhwan/BP)