Bulukumbapos.com – Dalam upaya meningkatkan daya saing, Rumah Sakit Umum Daerah H. Andi Sulthan Daeng Radja (RSUD HASDR) terus berbenah, menuju pelayanan rumah sakit yang berbasis digital. Saat ini RSUD HASDR masih menerapkan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) secara parsial atau belum terintegrasi dalam sebuah bank data digital.
Di era kepemimpinan Bupati A Muchtar Ali Yusuf, Pemerintah Kabupaten Bulukumba mendorong RSUD HASDR untuk menerapkan sistem digitalisasi rumah sakit secara menyeluruh. Konsep ini merupakan bagian dari misi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
“Digitalisasi fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan Rumah Sakit menjadi salah satu dari misi Pemerintah Daerah saat ini, guna meningkatkan kualitas dan layanan kesehatan masyarakat,” kata Bupati Muchtar Ali Yusuf saat membuka Pelatihan Pengembangan Sistem Digitalisasi Rumah Sakit di Same Resort Bira, Jumat (26/3/2021).
Digitalisasi rumah sakit, tambahnya menjadi keniscayaan yang harus direspon oleh rumah sakit, agar pelayanannya lebih efektif dan efisien, seperti seperti pendaftaran pasien secara online melalui aplikasi. Begitu pula dari sisi administrasi yang serba manual harus dikembangkan menjadi serba otomatis yang terintegrasi dalam sebuah sistem digitalisasi.
Untuk belajar pengembangan sistem digitalisasi rumah sakit, pihak RSUD menghadirkan Direktur Utama RS Haji Jakarta, dr. Wahyuningsih Attas sebagai narasumber. Tidak tanggung-tanggung dr. Wahyuningsih Attas juga membawa tim IT dan tim Laboratorium yang selama ini membantunya dalam mengemban amanah sebagai Direktur RSUP Fatmawati sebelum menjadi Direktur RS Haji Jakarta.
Dalam pengantarnya, Dr. Wahyuningsih menyampaikan bahwa penting mendorong pelayanan rumah sakit secara digital, namun lebih penting juga Dinas Kesehatan tidak mengabaikan program promotif dan preventif. Ketika tidak banyak masyarakat yang datang berobat di fasilitas kesehatan maka itu lebih murah dan efisien.
Dikatakannya, jika digitalisasi diterapkan maka seluruh data realtime bisa diakses kapan saja. Ada big data dimana semua informasi terpusat dan mudah diakses, baik oleh pihak rumah sakit maupun pasien. Ia berharap rumah sakit Bulukumba menjadi pelopor penerapan digitalisasi rumah sakit.
Sebelum melakukan konsep digitalisasi ini, lanjutnya harus ada transformasi revolusi baik pada perilaku maupun di pelayanan kesehatan. “Tidak bisa step by step (perlahan), harus ada lompatan supaya tidak ketinggalan,” ungkapnya.
Menurutnya ada hikmah dibalik pandemi Covid-19 dimana kehidupan masyarakat dipaksa untuk berperilaku lebih sehat, lebih cerdas, serta bertindak efektif dan efisien melalui konsep digital dan virtual.
“Setelah Covid nanti ini berakhir, bukan new normal namanya. Justru kehidupan itu (pasca Covid) yang normal. Yang tidak normal itu sebelum Covid-19,” ungkapnya
Lebih lanjut, ia menekankan untuk membangun rumah sakit yang lebih maju dan berkelas, jajaran rumah sakit harus memiliki smart innovation, smart skill dan terobosan.
“Jika digitalisasi kesehatan ini terbangun dalam rumah sakit, maka kita akan mendapatkan sister city baik skala antar kabupaten kota, nasional maupun internasional,” bebernya.
Pada pembukaan pelatihan tersebut, turut hadir Ketua Komisi D DPRD Muh Bakti bersama anggota Andi Rantina Amin dan Syamsir Paro, serta para Kepala Puskesmas.(Humas Pemkab Bulukumba)