Dakwah  

Dakwah: Jangan Salah Kaprah, Ini Arti Sebenarnya dari Takjil

BulukumbaPos – Selama bulan Ramadan ini, kita sering mendengar kata “Takjil” di berbagai media baik di Televisi, Radio, Media Sosial, bahkan di lingkungan kita sehari-hari.

Di warung dan pasar juga sering terlihat tulisan “Takjil”. Beberapa restoran menulis “Tersedia Takjil Gratis buat Pelanggan”. Beberapa masjid juga menulis hal serupa. Sehingga tak asing kalau mendengar ada org yang bertanya:

Udah beli Takjil belum ?

Belum ada Takjil nih ?

Takjilnya Cuma gorengan.!

Lalu, Apakah makna Takjil yg sebenarnya ?

Karena semua media pemberitaan selalu menyebut makanan untuk berbuka adalah Takjil, maka seolah-olah kita semua sepakat menyebut bahwa Takjil adalah hidangan atau penganan untuk berbuka puasa.

Dari sisi bahasa, kata Takjil / ta’jil (تعجيل) artinya adalah: “bersegera”
diambil dari hadist Nabi : “La yazalunnasu bikhairin ma‘ajjaluuhul fithra yang artinya: Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka (puasa). (HR. Muttafaq alaih).

Makna takjil menurut ilmu bahasa arab ialah “penyegeraan, bersegera, percepatan”, sebuah kata dasar dari ajjala, yu’ajjilu artinya menyegerakan atau mempercepat.

Ta’jilul fitri = menyegerakan berbuka (puasa),dari sini dapat di pahami bahwa makna takjil tidak ada hubungannya sama sekali dengan makanan.

Bukan maksud mau menyalahkan, namun sebaiknya semua pengguna kata-kata, termasuk media, kembalilah melihat kamus sebagai sumber referensi ilmiah.

Disana pengertian TAKJIL dengan jelas ditulis adalah “Mempercepat”. Dalam hal ini adalah mempercepat berbuka saat tiba waktunya dan sekali lagi, TAKJIL itu bukan makanan.

Kesimpulannya
jika ada pernyataan “Orang arab bertakjil dengan kurma”
maka pengertian yang benar ialah
mereka menyegerakan berbuka puasa dengan makan kurma
BUKAN makanan berbuka puasa mereka adalah kurma. Wallahu A’lam

Di olah dari Berbagai Sumber –> Kamus Almunjid 619, Al-Munawwir hal 1.063).
(Penulis: Ikhwan Bahar)

Exit mobile version