Pesta di malam Tahun Baru.? Ini Ungkapan Para Dai Muda Bulukumba

BulukumbaPos – Sisa menghitung jam, tahun 2018 sudah akan meninggalkan kita, dan akan kita jelang tahun 2019. Menyikapi maraknya pesta – pesta di malam tahun batu yang berindikasi pada dosa dan maksiat serta pelanggaran lainnya, maka para pengurus dan kader Majelis Dai Muda Kab. Bulukumba memberi komentar dan saran sebagai bertuk dakwah dan nasehat.

Alfan Nur, salah satu Kader Dai Muda mengungkapkan: Perayaan malam tahun baru menyerupai orang kafir, walau ada yang berpendapat bahwa perayaan itu tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka”.

Di sisi lain, Hengky Fajar Pengurus Dai Muda Bulukumba mengajak ummat Islam menjadikan malam tahun baru sebagai sarana Instrospeksi diri : “Mari jadikan tahun baru sebagai jalan untuk hijrah ke arah yg lebih baik dgn cara bermuhasabah, bertaubat dan berzikir kepada sang Khaliq”

Senada dengan itu, Bripka Akbar Wandy, Babinkamtibmas Polres Bulukumba yang juga pengurus Dai Muda ini berharap agar memontum tahun baru tidak di maknai sebagai sarana pesta berujung maksiat tapi sarana dzikir dan renungan, bahwa diri kita sudah semakin tua dan sudah makin dekat ke liang kubur.

Ikhwan Bahar, Ketua Majelis Dai Muda Bulukumba dalam komentarnya mengatakan :” Tahun baru Masehi di tanggal 1 Januari adalah rangkaian dari peringatan Natal bagi ummat Kristiani di tanggal 25 Desember, sementara tahun baru ummat Islam adalah tanggal 1 Muharram, jadi selaku Muslim, kita harus tau yang mana yang patut kita peringati sebagai tradisi agama kita dan yang mana yang bukan, belum lagi di malam tahun baru Masehi selalu berbau maksiat dan pelanggaran, minuman keras, pesta sex, pergauoan bebas, menghamburkan uang dengan sia-sia yang kesemuanya di larang dalam Islam, maka mari menyadari itu semua, jangan mengundang murka Allah dengan prilaku kita”.(**ikhwan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *