Dakwah  

Webinar Muslimah FMDKI, Akmal Sjafril Bahas Ghozwul Fikri Diera Media Sosial

Tangkapan layar Zoom Meeting Webinar Online

Bulukumbapos.com – Makassar – Forum Muslimah Dakwah Kampus Indonesia (FMDKI) Pusat gelar kegiatan Webinar Muslimah, yang juga menjadi rangkaian semarak Muktamar IV FMDK Indonesia, Sabtu (8/01/2022).

Adapun tema kegiatan tersebut ialah “Menelaah Tren 4F (Fun, Food, Fashion, Film)”, berlangsung pukul 08.00-12.30 WITA melalui Zoom Meeting yang dihadiri 501 Muslimah dari berbagai daerah di Indonesia secara virtual dan juga beberapa titik nobar (nonton bareng) di Sulawesi Selatan.

Ketua FMDKI Fauziah Ramdani, berharap peserta yang mengikuti webinar tersebut dapat menjadikan Islam sebagai pedoman dalam kehidupan dan bisa menginspirasi seluruh muslimah untuk lebih baik lagi.

“Semoga melalui webinar ini bagaimana para muslimah bisa menjadikan Islam sebagai panduan, aturan, dan rambu-rambu dalam kehidupan serta bisa menginspirasi kita semuanya untuk bisa lebih baik lagi dari sebelumnya. Serta dapat berkontribusi dalam menghadapi problematika ummat serta dapat menjawab peliknya dekadensi moral yang tengah melanda para muslimah saat ini,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.

Narasumber pertama dalam webinar tersebut, Ustaz Akmal Sjafril, Kepala Sekolah Pemikiran Islam Pusat memaparkan tentang ‘Ghowzul Fikr dan Bahayanya dalam Diri Seorang Muslim’.

“Ghowzul fikr merupakan jualan ilusi para musuh Islam maka jangan mudah tertipu, kita perlu memahami bahwa perang ini (yaitu ghozwul fikr) merupakan perang ilmu, yang hanya bisa dimenangkan dengan ilmu. Artinya yang lebih berilmu lah yang akan menjadi pemenang dan tidaklah seseorang mempunyai ilmu tanpa belajar,” tuturnya.

Ustaz Akmal menjelaskan bahwa Islam sebagai salah satu agama dengan jumlah pemeluk terbanyak di dunia (1,8 Miliar Pengikut) dan merupakan satu satunya agama yang pernah menguasai 1/3 dunia hanya dalam waktu 30 tahun dengan kekuatan al-Qur’an dan Sunnah.

“Menyadari akan kekuatan besar yang dimiliki oleh ummat muslim, membuat para musuh Islam tak pernah kehabisan akal untuk membuat ummat Islam terpuruk dalam kesesatan. Mereka sangat jeli dalam melihat kelemahan ummat Islam yang mana apabila ummat Islam telah meninggalkan kekuatan utama ummat Islam yaitu al-Qur’an dan Sunnah maka Islam hanyalah sebuah sejarah yang sudah berlalu,” tegasnya.

“Untuk merealisasikan misinya para musuh Islam tak pernah lelah dalam melancarkan serangannya yang kini menyasar pemikiran dan pola hidup ummat Islam. Semua yang kita tonton hari ini mengandung pemikiran dari para pembuatnya, oleh karenanya sebagai penonton yang bijak perlu kiranya kita saring terlebih dahulu sebelum kita tiru dan ikuti,” tambahnya.

Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization tersebut juga menghimbau para muslimah untuk mengubah pola pikirnya karena manusia adalah makhluk yang dikendalikan oleh akalnya. Demikian juga segala potensi diri, hanya bisa dimanfaatkan sesuai kondisi akalnya.

Sedangkan pemateri kedua Ustazah Armida Abdurrahman dalam materinya mengajak para muslimah untuk membentengi diri dengan ilmu syar’i sehingga terhidar dari segala tren keburukan di zaman modern saat ini.

“Bukan karena sesuatu lagi viral, di-cover dengan begitu cantik jadi terlihat fine-fine aja untuk diikuti dan disukai, lantas kita bermudah-mudahan mengiyakannya bahkan ikut larut dalam euforianya, mengenyampingkan soal Allah ridho atau tidak dengannya,” ungkapnya.

Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab Makassar tersebut menjelaskan bahwa musuh-musuh Islam sangat cerdas dalam mengkemas berbagai keburukan sehingga nampak cantik untuk diikuti generasi muda, padahal itu adalah keburukan dan kerusakan.

“Strategi musuh-musuh Allah yang kini membungkus hal-hal yang salah dengan bingkai kebaikan sehingga terlihat seolah-olah merupakan sebuah kebaikan mulai dari pakaian yang digeser fungsinya bukan lagi menjadi alat untuk menutup aurat, namun kini menjadi ajang untuk bertabarruj,” tegasnya.

Ustazah Armida juga menambahkan jika tontonan-tontonan yang mengatas namakan Islam saat ini, justru pada dasarnya jauh dari pemahaman Islam yang sebenarnya, di mana pemikirannya bisa sesat dan menyesatkan, maka perlu hati-hati.

Reporter: Muspidayani
Editor: Sinta Kasim
Redaktur: Ikhwan

Exit mobile version