Warga Pesantren Darul Istiqamah Puce’e Budidayakan Ikan Lele, Bantuan Pemkab Sinjai

Bupati Sinjai (kiri), tempat budidaya ikan lele di pesantren Darul Istiqamah Puce'e.

Bulukumbapos.com – Sinjai – Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) mengapresiasi Pondok Pesantren Darul Istiqamah Puce’e yang telah menikmati hasil dari budidaya ikan lele secara bioflok.

Bantuan Bioflok ini berasal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang difasilitasi oleh Pemkab Sinjai pada tahun 2020 lalu.

“Bantuan ini hanya didapatkan oleh 4 pesantren di Sinjai dengan harapan dapat dikelola dan dikembangkan secara mandiri oleh warga pesantren sehingga tingkat perekeonomiannya bisa berkembang” ungkap ASA.

Selain itu, dia juga meminta budidaya ini agar dijaga dengan baik dengan harapan Pesantren kedepan bisa hidup mandiri. Bahkan, ASA optimis dengan adanya budidaya ini dapat menjadikan sebagai pondok pesantren modern.

“Kami dari pemerintah akan terus memberikan perhatian bagaimana supaya pengembangan ikan nila maupun ikan lele ini dapat berjalan dengan baik, termasuk dari segi pemasaran,” ujarnya.

Lebih lanjut ASA mengatakan, bahwa akan terus memberikan perhatian kepada pondok pesantren, seperti halnya bantuan dana hibah dan program tahfidz yang saat ini telah berjalan.

Selain itu. Bupati ASA juga akan memberikan perhatian soal pemasaran dari hasil budidaya tersebut yang saat ini menjadi kendala pihak pondok pesantren.

Sementara itu, Ust. Ahmad Al-Hafidz Pimpinan Pesantren Pesantren Darul Istiqamah Puce’e, melalui Pembinanya Ust. Rahmatullah menyampaikan terima kasih kepada Bupati ASA yang telah memberikan perhatian khususnya di sektor perikanan melalui budidaya ikan lele.

“Insya Allah apa yang menjadi amanah dari Pemda Sinjai akan kami manfaatkan dengan baik, agar dapat dinikmati oleh penghuni pondok,” ujarnya.

Rahmatullah, pengelola Budidaya Ikan Lele di pesantren Darul Istiqamah Puce’e saat ditemui, Jumat (02/04/21) kemarin mengatakan bahwa pada tahun 2020 lalu pihaknya mendapatkan bantuan bioflok dari pemerintah sebanyak 20 kolam ikan serta bantuan bibit ikan lele masing-masing 300 ekor per kolam.

Menurutnya, membudidayakan lele dengan sistem bioflok memiliki tantangan tersendiri sehingga diawal budidaya sempat mengalami kegagalan akibat para santri belum berpengalaman dalam pengelolaannya.

Namun seiring waktu serta adanya bantuan dari konsultan perikanan, budidaya ikan lele di Pesantren ini membuahkan hasil dan kini sudah dinikmati.

“Alhamdulillah tiga bulan terakhir ini budidaya ikan lele maupun ikan nila yang ada di kolam sudah kita nikmati dan hasilnya cukup memuaskan, para warga pesantren sudah menikmati hasilnya,” jelasnya.

Menurut Rahmatullah, kolam ini dikelola oleh para santri secara mandiri dan dominan hasilnya juga dikonsumsi oleh para santri itu sendiri sebagai lauk dari makanan sehari-hari.

“Selama ini masih dominan untuk konsumsi para santri karena konsumen ikan lele diluar agak susah karena orang-orang tertentu saja yang mau beli. Kalau ada yang pesan kita siapkan dan harganya 15 ribu rupiah per kilo,” bebernya.

Lebih lanjut Rahmatullah mengungkapkan bahwa keberadaan bioflok ini telah memberikan dampak positif
dalam perekonomian pesantren dan telah memberdayakan para santri dalam pengembangan perikanan.

“Sejak adanya bioflok ini, tingkat perekonomian pesantren semakin meningkat dan para santri juga semakin berdaya dengan mengelola kolam ikan ini sehingga aktivitas mereka juga tidak hanya sekedar belajar agama,” ujarmya.

Meski demikian ia tetap berharap adanya perhatian Pemkab Sinjai soal pemasarannya. (Humas Kominfo)

Ikhwan / BP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *